Friday, January 27, 2012

Indah pada waktuNya (Pengkhotbah 3:11)


Selasa, 17 Januari 2012 yang lalu, saya kembali merasakan rasa sakit yang teramat dalam dari orang yang saya sayangi. Entah kenapa, saya kembali bertanya-tanya pada Tuhan Yesus, sebenarnya apa yang disiapkanNya? Saya sudah memegang ayat dari 1 Korintus 13 mengenai kasih. Saya pun sudah menerapkan hal itu pada dirinya, tetapi kenapa saya malah mendapatkan rasa dikhianati oleh dia?
Apakah ini yang terbaik untuk saya? Mengapa tidak dari dulu, Tuhan Yesus memberitahukan saya kebenaran bahwa ternyata orang yang saya sayangi itu diam-diam sudah memiliki wanita lain?

Pertanyaan demi pertanyaan terus-menerus membayangi pikiran saya. Mengapa beban salib yang saya panggul menjadi seberat ini? Apakah saya mampu untuk bangkit kembali setelah dijatuhkan untuk kesekian kalinya? Jujur, saat itu saya merasa sangat-sangat tidak mampu. Kemudian saya menelepon salah satu sahabat saya, dan mencurahkan semua rasa sakit yang saya rasakan pada hari itu. Kalau saja iman saya tidak kuat, saya akan benar-benar melakukan hal bodoh yang tentu saja akan merugikan diri saya sendiri. Saat menelepon sahabat saya, saya merasa lebih tenang dibandingkan sebelumnya. Memang lebih baik jika kita membagikan atau menceritakan kepada sahabat atau orang yang kita percaya daripada memendam masalah/rasa sakit itu sendirian. 

Saat itu pula, saya teringat untuk "curhat" dengan Bunda Maria lewat doa Rosario. Saya curahkan semua keluh kesah dan rasa sakit saya lewat untaian doa Salam Maria dengan menggunakan Peristiwa Sedih yang ditambah dengan Peristiwa Bangkit seperti yang dianjurkan oleh sahabat saya. Sedikit demi sedikit, rasa sakit saya terobati. Namun beberapa jam kemudian, rasa sakit itu kembali memuncak dalam hati dan pikiran saya. Tidak hanya rasa sakit, namun juga rasa benci pada dia dan wanita yang telah menjadi miliknya. Ada saja terlintas dalam pikiran saya untuk menampar wajah pria itu. Sakit. Benci. Sesal. Amarah. Dendam.

Sejak hari itu pula, saya mulai menghapus semua memori tentangnya. Saya mem-block account FB, twitter, dan pin BBnya. Saya juga mengumpulkan semua barang-barang pemberiannya dan memasukkannya ke dalam kantong besar yang sampai saat ini belum tahu akan diapakan barang-barang pemberiannya itu. Dalam hati, saya merasa sangat berdosa telah melakukan hal itu, namun itu adalah langkah terbaik yang bisa saya lakukan untuk bangkit melupakan dirinya. Berulang kali pula saya berdoa Rosario dan berdoa secara khusus kepada Tuhan Yesus untuk membantu saya bangkit dari rasa sakit ini. Samar-samar saya mendengar jawabanNya di saat saya berdoa dengan mengeluarkan banyak air mata kesakitan. "AKU akan membuka jalan, AKU pasti akan memberimu jalan keluar". Sesaat saya merasakan bahwa Tuhan Yesus meyakinkan saya bahwa Dialah jalan, kebenaran, dan hidup. Untuk apa saya harus takut? 

Itulah janjiNya kepada saya. Tuhan Yesus masih mencintai saya. Saya juga masih mempunyai sahabat dan teman-teman yang masih mencintai saya dengan tulus. Setelah saya mendapat jawaban itu, entah kenapa, saya mengalami sukacita dan ketenangan hati yang sangat luar biasa.  Tiba-tiba saya berpikir bahwa saya harus mencari kesibukan. Tapi, saya belum bekerja dan masih dalam proses mencari perkerjaan. Lagi-lagi Tuhan Yesus secara mengagumkan menjawab pergumulan batin saya. Ya! Saya diarahkan untuk mencari kesibukan dengan blogging. Melalui hobi saya yang baru ini, saya dapat dengan bebas mencurahkan semua isi hati, jiwa, dan pikiran saya tanpa harus menggalau di status FB, twitter, ataupun BB. You know what? It really works! Thanks Jesus.  

Akhirnya, saya kembali percaya bahwa semuanya sudah diatur olehNya. Ini adalah secuil dari proses pendewasaan hidup saya di dunia ini. Tidak semua proses itu mengalami kesukaan, namun juga ada kalanya kita diberi kedukaan untuk tetap dapat memiliki sifat kerendahan hati. Cobaan yang saya alami saat ini, saya yakin, tidak akan melebihi kemampuan saya. Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan daripadanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? (Lukas 11:11). 

Sekarang, urusan pasangan hidup saya serahkan 100 % padaNya. Begitu pula dengan urusan pekerjaan. Di manapun saya akan ditempatkan nantinya, saya percaya, itulah yang terbaik untuk saya. Semua akan indah pada waktuNya. Amin. Tuhan Yesus memberkati. ^^


No comments:

Post a Comment