Tuesday, January 24, 2012

Faith, Hope, and Love (1 corinthians 13:13)

Iman, harapan, dan kasih..... 
Pertama, saya akan membahas mengenai iman. Walaupun saya adalah orang awam, namun saya percaya bahwa kita semua, umat beragama, pasti memiliki iman kepercayaan masing-masing.

Entah itu yang beragama Kristiani, Islam, Hindu, Buddha, pasti diajarkan untuk beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Iman itulah yang menjadikan kita sebagai pedoman hidup untuk terus bertahan di tengah-tengah kerasnya kehidupan di dunia ini. Tanpa adanya iman yang kuat, kita pasti mudah untuk terjerumus ke dalam dosa, yang malah akan merugikan diri kita sendiri dan orang lain di sekitar kita.


Kedua adalah harapan. Harapan ini seringkali ditujukan untuk Tuhan kita berupa doa permohonan. Seperti saat kita gagal mendapatkan apa yang kita inginkan, kita (secara sadar maupun tidak sadar) akan membatin atau mengatakan: Tuhan, bukan ini yang saya inginkan. Saya menginginkan hubungan yang harmonis, cinta yang sejati, usaha yang lancar, dan sebagainya. Ya, harapan adalah keinginan kita. 

Terakhir adalah yang terpenting dari semuanya. Cinta kasih. Kalau yang ini pasti semuanya sudah bisa mendefinisikan apa itu cinta. Heheheee... Ada yang bilang, cinta itu rumit. Semakin dipikirin, semakin bikin otak melilit. hahaha.. Tetapi, buat yang sudah menjalin bahtera rumah tangga atau buat pasangan muda-mudi yang sedang kasmaran, pasti akan mengatakan bahwa cinta itu manis. Semanis dirinya di hatiku.. wakakakaa.. Memang benar, cinta dapat membuat segalanya berbeda. Suasana yang dingin dan kaku, dapat menjadi hangat jika ada cinta di dalamnya. Entah itu cinta dalam keluarga, persahabatan, maupun dalam hubungan berpacaran dengan lawan jenis.


Karena ini adalah bagian terpenting, mungkin saya akan sedikit sharing tentang pengalaman pribadi saya.

Dia itu sosok yang berbeda dibandingkan dengan pria lainnya yang saya kenal. Saya mengenal dirinya saat di bangku kuliah, tepatnya dalam sebuah organisasi paduan suara universitas. Awalnya sangat manis. Pastinya.. :) Dan itu adalah momen yang tidak akan pernah terlupakan. Kami jadian tanggal 22 Agustus 2008. Sehari sebelum kami mengikuti kompetisi paduan suara di salah satu institut negeri di daerah Bandung. Waktu berjalan, memang tidak semudah yang kami kira. Setahun kemudian, masalah pertama mulai mewarnai kehidupan cinta kami. Dia sempat menyerah dan berniat untuk putus dari saya, namun saya terus meyakinkan dirinya untuk bertahan dan menyelesaikan masalah itu baik-baik. Permasalahan yang kami hadapi saat itu tidak ada hubungannya dengan orang ketiga. Dia hanya stres karena ada masalah dalam sidang skripsinya. Saya bisa merasakan bahwa dia hanya perlu ditenangkan emosinya. Akhirnya kami berhasil menjalin cinta kami kembali setelah saya memperjuangkannya. :) 

Selang waktu berlalu, dirinya pun akhirnya diwisuda dan ternyata masalah kembali datang di kehidupan cinta kami. Sebulan setelah dirinya diwisuda, saya yang saat itu masih sangat labil, mulai mempertanyakan keseriusan dan komitmennya. Dia tidak menepati janji untuk ketemuan, dan saya memaksanya untuk datang ke kosan saya. Ternyata dia datang, dan tepat malam itu hujan sangat deras. Saya merasa sangat sangat bersalah padanya. Dia membuktikan janjinya. Namun dia menjadi sangat marah kepada saya...dan meminta saya untuk putus saat itu juga..
Saya sangat menyesal dan berniat ke rumahnya malam itu juga untuk minta maaf. Kakak-kakaknya pun sampai ikut mendukung keputusan saya, karena saya memang sudah dekat dengan keluarganya. Saya dibantu oleh kakak iparnya, menginap di kamar kakak iparnya tanpa sepengetahuan dirinya, dan menulis surat untuk diselipkan di pintu kamarnya.
Paginya, saya berusaha untuk berbicara empat mata dengannya. Awalnya dia tidak mau bertemu dengan saya, namun akhirnya dia mau membicarakan masalah kami berdua. Pendek kata, kami berbaikan kembali..

Untuk yang ketiga kalinya, dia meminta saya untuk putus lagi. Kali ini lebih ekstrem, karena saya memperjuangkan keutuhan cinta kami sampai ke Garut, Jawa Barat. Memang, setelah kami baikan untuk yang kedua kalinya, kami mengalami apa yang disebut Long Distance Relationship (LDR). Saat dia minta untuk putus, saya sedang KKN (Kuliah Kerja Nyata) di daerah Semarang, sedangkan dia kerja di Garut. Saya langsung bela-belain ke Garut seorang diri, hanya untuk meng-clear-kan permasalahannya. Saya memang belum pernah ke Garut, dan hal itu yang membuat teman saya, bahkan sahabat saya, mencegah keberangkatan saya ke sana seorang diri. Namun tekad saya sudah bulat. Saya benar-benar ingin membuktikan bahwa rasa sayangnya saya ke dirinya tidak main-main.

Sesampainya di Garut, dia terlihat begitu kaget saat saya ada di depan kosannya. Saya pun segera membicarakan penyebab mengapa dia meminta putus. Ternyata hanya satu, sangat klise, dia bosan. Dia tetap bersikukuh untuk putus dengan saya saat itu juga. Rasa sakit, lelah, dan kecewa, saya tumpahkan di depan dia, yang ditutup dengan kata maaf dan ciuman di kening saya. Sinetron banget yah.. Tapi itu benar-benar saya alami. 

Sejak saat itu, saya akui, sangat sulit untuk bangkit dari rasa kecewa. Tapi dari peristiwa itu, saya mulai belajar untuk lebih mendekatkan diri pada Tuhan saya, Tuhan Yesus Kristus. Kemudian saya mendapat salah satu ayat dari Alkitab, yaitu 1 Korintus 13: 1 - 13. Awalnya saya tertarik karena salah satu dari ayat tersebut membicarakan tetntang yang namanya "KASIH". Melalui ayat tersebut, saya merasa bahwa saya diingatkan kembali (atau lebih tepatnya ditegur) olehNya. Ternyata saya merasa bahwa saya masih sangat kurang dalam mencintai pasangan saya. Arti mencintai tidak hanya sekedar "aku sayang dia", tetapi juga ada pembelajaran yang harus diperdalam kembali sebelum kita benar-benar siap untuk menjalin huibungan yang lebih intim dengan lawan jenis. 


Berikut ini adalah sepenggal dari ayat yang terkandung dalam 1 Korintus 13.
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lainIa tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatuKasih tidak berkesudahan.
Saat membaca sepenggal ayat tersebut, saya sadar, masih ada banyak sekali kekurangan pada diri saya. Seringkali saya sulit memaafkan apa yang telah diperbuat oleh dia, terutama hal-hal yang menyakiti hati saya. Padahal jelas-jelas Tuhan mengajarkan kita untuk tidak menyimpan kesalahan. Saya juga akui bahwa saya terkadang menjadi sangat marah apabila dia tidak menepati janjinya pada saya. Jujur, saat itu saya merasa bahwa saya memang saat itu belum pantas untuk mengasihi dirinya. Masih ada banyak kekurangan dari diri saya. Masih belum sempurna (1 Kor 13: 9). Mungkin, Tuhan Yesus saat ini memberikan jalan yang terbaik untuk saya dengan cara putus, supaya saya belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dalam mengasihi pasangan saya nantinya. 

Iman, harapan, dan kasih. Tanpa adanya iman yang kuat, bisa saja saya berpikir untuk melukai diri saya sendiri. Tanpa adanya harapan untuk terus hidup, saya bisa saja menjadi orang yang sangat depresi, bahkan gila. Dan tanpa adanya cinta kasih dari sahabat, teman, dan tentu saja, Tuhan Yesus Kristus, saya tidak akan bisa move on seperti sekarang ini.

Cinta kasih memberi pengaruh yang sangat besar di dalam hidup saya, bahkan dalam hidup Anda. Apa yang akan terjadi jika tidak ada cinta dari orang-orang yang menyayangi Anda dengan tulus? Dunia ini memang jahat. Saya akui itu. Tinggal bagaimana cara kita untuk melawan kejahatan itu dengan cinta kasih yang kita miliki? 

  • Ampuni dia yang sudah menyakiti hati dan perasaan kita 
  • Berdoa dan berharap yang terbaik padaNYA
  • Beriman dan percaya pada janjiNYA
  • Selalu berserah diri kepadaNYA
Point pertama memang terdengar sangat sulit untuk dijalankan. Tapi percayalah, tidak ada yang mustahil bagiNYA! Kita pasti mampu mengampuni dia dan menggantikan posisi dirinya dengan orang yang lebih baik dari dirinya. Mengapa? Karena rencana Tuhan selalu lebih indah dari yang kita kira! Ini adalah secuil proses pendewasaan diri. Semua proses itu adalah hujan dariNYA. Pelangi akan selalu hadir saat hujan reda.. Itu adalah janji Tuhan. Dan janjiNYA adalah kekal, setia, selamanya. Amin. Tuhan memberkati kita semua. :)






No comments:

Post a Comment