Monday, February 20, 2012

Renungan Valentine


Hari ini, Selasa 14 Februari 2012 bertepatan dengan Hari Kasih Sayang atau biasa disebut dengan Valentine's Day. Hari di mana sering dimanfaatkan oleh banyak orang untuk saling mengungkapkan kasih sayangnya kepada orang-orang yang dicintai, entah itu keluarga, sahabat, teman, ataupun someone specialnya masing-masing yang diikuti dengan memberikan bunga, coklat, ataupun benda-benda yang mewakili ungkapan cinta seseorang.

Bagi saya sendiri, Valentine tahun ini saya lewati tanpa adanya seseorang yang spesial di hati saya. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sehingga saya sempat mengimajinasikan suatu suasana "Hari Kasih Sayang" yang akan sangat membosankan, galau, dan tanpa coklat. Namun, hal yang saya imajinasikan itu benar-benar berbeda dari apa yang saya alami selama seharian ini. Suasana yang awalnya saya anggap   suram karena "being single", menjadi suasana yang penuh dengan cinta dan berkat.

Hari ini saya awali dengan bangun pagi dan mempersiapkan diri untuk mengikuti tes interview di salah satu  cabang bank luar negeri di daerah Kelapa Gading. Sejenak saya menyediakan waktu untuk membaca renungan injil hari ini, sambil berserah diri kepada Tuhan Yesus bahwa saya menyerahkan seluruh usaha saya kepadaNya dalam menjalani hari ini. Tak lupa juga saya mengucapkan Selamat Valentine kepada Tuhan Yesus setelah selesai membaca renungan harian. 

Sesampainya di bank tersebut, saya merasa bahwa Tuhan Yesus saat itu hadir di tengah-tengah saya saat saya sedang mengikuti tes interview. Semua berjalan dengan lancar. Puji Tuhan. Setelah itu, saya pulang ke rumah yang langsung disambut dengan mama saya yang saat itu sedang cuti 2 hari untuk mengerjakan tugas makalah diklat yang diwajibkan oleh kantornya. Setelah berganti baju, saya langsung menghampiri mama saya untuk membantu pengetikan tugas makalahnya. Saat itu suasananya benar-benar sangat hangat antara saya dengan mama saya. Begitu pula dengan papa saya. Benar-benar suasana yang sangat berbeda dari biasanya. tidak ada keributan atau omelan yang keluar dari orangtua saya. Puji Tuhan. 

Hari menjelang sore, dan saya bersiap untuk beristirahat sejenak. Namun tiba-tiba ada telepon dari salah satu teman yang saya kenal saat mengikuti tes bersama-sama di salah satu perusahaan otomotif di daerah Sunter. "Tumben sekali dia menelepon", pikir saya. Kami pun terlibat dalam obrolan seru, layaknya seorang teman yang sudah kenal akrab satu sama lain (padahal kami baru bertemu satu hari). Saat itu, terbesit ucapan syukur pada Tuhan karena telah mempertemukan saya dengannya waktu itu. Senang mempunyai teman baru yang langsung "klop" dengan saya. Puji Tuhan.

Akhirnya saya tidak jadi tidur siang dan tidak jadi mengantuk karena sudah terlibat dalam obrolan seru dengan teman saya tersebut. Daripada tidak ada kerjaan, saya iseng-iseng menonton video Sister Act melalui You Tube. Video yang saya tonton tersebut berjudul Oh Maria dan I Will Follow Him, sesuai dengan judul lagunya. Video yang sangat menyenangkan, terutama saat melihat kembali aksi para suster bernyanyi memuji nama Tuhan dengan gaya yang baru dan berbeda. Cukup lama saya menonton video tersebut berulang-ulang sambil ikut menyanyikan kedua lagu tersebut. Ada kegembiraan yang saya rasakan dari hati saya saat ikut menyanyikan kedua lagu tersebut. Seperti benar-benar terberkati....

Beberapa menit kemudian, adik saya memberikan saya coklat. Tumben sekali, pikir saya. Mungkin karena dua hari yang lalu saya membuatkan video untuk ujian praktek olahraga kelompoknya dengan aplikasi Windows Movie Maker. Hehehe. Saya sampai berkali-kali meyakinkan ke dia, "ini buat gue dek?? beneran?" Yah, yang namanya rejeki harus diterima dong. Wakakakak. Thanks, bro!! *hugs*

Menjelang malam hari, saya terlibat pembicaraan seru dengan sahabat saya melalui BBM. Cukup lama kami BBM-an dan terlibat dalam suasana yang penuh dengan tawa karena bahasa "medhok" saya yang belum juga hilang. Sepertinya dia tertawa puas sekali saat BBMan dengan saya. Dalam hati, saya merasa senang karena dapat membuat sahabat saya itu tertawa lepas. Saya memang mempunyai misi untuk membuat sahabat saya itu senang di hari kasih sayang ini, terutama dengan brownies yang sudah saya siapkan untuk dikirim ke rumahnya hari ini juga lewat bantuan teman saya.

Beberapa jam kemudian, sahabat saya itu membalas BBM saya dan mengatakan kalau browniesnya (dia menyebutnya purplenies) sudah sampai. Saat dia berkata seperti itu, saya merasa bahwa Hari Kasih Sayang ini sudang sempurna. Sangat sempurna. Semuanya berjalan dengan sangat lancar saat interview, kehangatan dan kedamaian yang saya rasakan dari keluarga, dan adanya perasaan sekaligus penegasan dari Tuhan Yesus bahwa saya tidak sendrian di Hari Kasih Sayang ini. Perasaan dicintai... oleh keluarga, sahabat, dan teman baru.

I love You, Jesus..

With all I am..


No comments:

Post a Comment